Rendahnya Konsumsi Kopi Masyarakat Kita

Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara penghasil kopi terbaik yang ada di dunia. Berbagai macam kopi bercita rasa tinggi seperti kopi gayo, kopi luwak, kopi sanger, kopi sidikalang adalah sebagian contoh dari kopi istimewa asli Indonesia. Kopi-kopi ini telah mempunyai nama dan amat digemari oleh masyarakat luar. Tapi taukah anda bahwa ada satu fakta menarik tentang kopi yang perlu untuk anda ketahui. Fakta tersebut adalah konsumsi kopi masyarakat kita yang sangat rendah. Mengapa hal ini bisa terjadi padahal negara kita terkenal memiliki berbagai kopi yang memiliki rasa kelas wahid Faktor terbesar yang menyebabkan rendahnya hal ini adalah terkait dengan masalah kesehatan.

minum kopi

Sebagai negara terbesar ketiga penghasil kopi di dunia setelah Brazil dan Vietnam, rendahnya konsumsi kopi masyarakat Indonesia amatlah menyedihkan. Berbagai pakar kesehatan telah membantah akan dampak negatif dari kopi seperti memperpendek umur alias cepat mati, rusaknya gusi, membuat gelisah dan lain sebagainya hanyalah sebuah mitos dari kopi. Telah banyak dikampanyekan oleh para pakar kesehatan bahwa mengkonsumsi kopi dalam tahap yang wajar justru akan membawa berbagai macam manfaat bagi tubuh seperti menurunkan kadar lemak dalam hati, menstimulus kerja otak, membuat tubuh terasa segar lebih lama dan lain sebagainya. Dampak buruk dari kopi justru terlihat ketika kopi diminum secara berlebihan apalagi jika dipadukan dengan merokok, jarang berolahraga, dan minum-minuman keras.

Hal ini membuat bapak Benny Wahyudi selaku Dirjen Industri Kargo Kementerian Perindustrian menggelar pameran kopi nusantara yang diadakan pada tanggal 25 bulan Juni tahun 2013 kemarin bertempat di Plaza Kemenperin, Jakarta. Perhelatan pameran ini membawa misi untuk lebih mendorong masyarakat Indonesia meminum kopi lebih sering sesuai dengan anjuran para ahli kesehatan. Diharapkan dari pameran yang digelar pada tahun kemarin bisa meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia akan kopi. Berdasarkan data yang dimiliki oleh beliau menunjukan bahwa tingkat konsumsi kopi masyarakat Indonesia hanyalah 1,2 kg per kapita untuk tiap tahunnya. Angka tersebut jauh dibawah para negara pengimpor kopi seperti Jepang, Belgia, Finlandia, dan Amerika Serikat.

Selain karena faktor kesehatan, faktor berikutnya yang mempengaruhi rendahnya konsumsi kopi orang Indonesia adalah tidak suka meminum kopi. Ketidaksukaan ini terkait dengan kepercayaan masyarakat Indonesia akan kopi seperti tidak baik untuk kesehatan sebagaimana yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Berikutnya adalah adanya kepercayaan akan ketergantungan meminum kopi, hal ini banyak terjadi bagi orang yang memang tidak terbiasa meminum kopi. Kemudian adanya rasa takut yang berlebihan untuk sulit tidur setelah meminum kopi, sindrom seperti ini telah diturunkan secara turun temurun sehingga memunculkan sebuah penilaian negatif pada kopi. Sedangkan faktor kecil lainnya adalah seperti telah adanya penyakit yang melarang penderitanya untuk meminum kopi seperti diabet, hipertensi, dan gangguan pencernaan.

Dalam sajian kali ini bisa disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi rendahya konsumsi kopi masyarakat Indonesia. Faktor yang terbesar sebagai penyebab rendahnya tingkat pengkonsumsian kopi adalah kesehatan. Mitos-mitos buruk seputar kopi yang membawa dampat negatif pada kesehatan telah mempengaruhi banyak orang untuk tidak mengkonsumsi kopi. Untuk menanggulangi hal ini, Benny Wahyudi selaku Dirjen Industri Kargo Kementerian Perindustrian menggelar sebuah pameran untuk mempromosikan kopi sebagai sebuah minuman kesehatan. Faktor berikutnya yang tidak kalah besar dari faktor kesehatan adalah ketidaksukaan untuk meminum kopi terkait dengan beberapa kepercayaan yang telah berkembang di masyarakat terkait dengan kopi. Sedangkan faktor yang paling kecil adalah penyakit yang telah diderita oleh seseorang dimana mengharuskan dia untuk tidak mengkonsumsi kopi.